-

About

javascript:void(0)

Minggu, 22 Januari 2012

Berserah Diri

Alloh SWT berfirman dalam Al Qur’an Surat Lukman ayat 22 :
barang siapa yang menyerahkan dirinya kepada Alloh,
sedangkan dia orang yang berbuat kebaikan,
maka sesungguhnya ia telah berpegang pada buhul tali yang kokoh.
Dan hanya kepada Alloh-lah kesudahan segala urusan.

Berserah diri adalah menyerahkan jiwa seutuhnya kepada Alloh SWT dengan keyakinan penuh
bahwa Dia Yang Maha Suci dan Maha Pengatur pasti memilihkan yang terbaik bagi manusia.
Berserah diri bukanlah berarti mengabaikan usaha, tetapi justru harus berupaya
sekuat kemampuan yang ada.
Gambaran orang yang berserah diri adalah seperti orang yang menggantungkan
Jiwanya pada Arasy Tuhan, sementara kakinya menapak bumi.
Orang yang berserah diri, ikhlas menerima segala ketentuan, usbah ataupun nikmat
yang dipilihkan oleh Alloh SWT baginya.
Yakin bahwa Dia Yang Maha Pengasih dan Penyayang tidak akan mungkin
bertindak sewenang-wenang ataupun menganiayai hamba-Nya.

Untuk dapat berserah diri, diperlukan sikap mental yang positif.
Dasarnya yaitu kita harus selalu berprasangka baik kepada-Nya.
Meyakini bahwa ketentuan apapun yang ditetapkan-Nya bagi kita merupakan pilihan
yang terbaik yaitu sejalan dengan do’a yang selalu kita mohonkan pada setiap sholat,
yaitu ihdinash shirothol mustaqim.
Ingatlah kembali penegasan Alloh SWT dalam surat Al Anfaal : 51;
Sesungguhnya Alloh sekali-kali tidak menganiayai amba-Nya.

Yakinlah bahwa kejadian yang menurut pendapat kita baik, sesungguhnya belum tentu
Benar menurut kaca mata Alloh SWT.
Demikian juga kejadian yang kita anggap buruk, belum tentu salah dalam pandangan Alloh.
Pengalaman telah banyak membuktikan dibalik kejadian buruk yang menimpa,
terdapat hikmah yang berharga.
Alloh SWT menegaskan hal ini dalam surat Al Baqoroh ayat 216;
Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu,
dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu;
Alloh mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.

Seorang ahli hikmah mengatakan;
Janganlah kita memusatkan pandangan hanya kepada tahi lalat
yang ada diwajah seseorang, karena pasti tahi lalat itu  akan tampak buruk;
Tetapi pandanglah wajah orang itu secara keseluruhan, kita akan melihat
justru tahi lalat itu yang menjadi unsur utama kecantikan atau ketampanan seseorang.

Bagi orang yang berserah diri, Alloh SWT telah berjanji dalam Al Qur’an surat Ath Tholaq :3
Barang siapa yang menyerahkan dirinya kepada Alloh, niscaya Alloh akan mencukupinya.

Demikian pula Rosululloh SAW dalam hadits yang diriwayatkan oleh imam Ahmad,
Tirmidzi, Nasa’i, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban, beliau bersabda;
Jika kalian berserah diri kepada Alloh SWT dengan sebenar-benar taqwa,
niscaya Dia menjamin rezekimu sebagaimana Dia menjamin kebutuhan
burung yang terbang di waktu pagi dengan perut kosong
dan pulang di waktu sore dengan perut yang kenyang.

Kita akan mudah berserah diri bila kita haqqul yakin bahwa kehidupan di dunia ini
adalah kehidupan awal.
Kehidupan yang amat singkat, kehidupan yang penuh dengan kesenangan yang menipu.
Yaitu sebagaimana yang dimaksud Alloh SWT dalam Al Qur’an pada surat Hadiid ayat 20;
Adapun indikator keberhasilan dari berserah diri yaitu tidak adanya rasa was-was,
khawatir ataupun kecewa.
Tetapi yang ada adalah ucapan dengan penuh rasa syukur “Alhamdulillah”
atau dengan penuh ikhlas “Inna lillahi wa inna ilayhi roji’un;
sejalan dengan firman-Nya dalam surat Al Baqoroh ayat 112;
…Barang siapa yang menyerahkan diri kepada Alloh, sedang ia berbuat kebajikan,
maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran
terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati.

Jelas bagi orang yang berserah diri ia tidak akan mengeluh atau protes kepada Alloh SWT
atas ketentuan yang ditetapkan kepadanya.
Tindakan yang dilakukannya hanya semata-mata karena taat mematuhi perintah-Nya saja.
Dia berlaku baik, bukan sebagai balasan karena orang telah berlaku baik kepadanya,
tetapi kebaikan itu dilakukannya semata-mata karena Alloh SWT memerintahkannya
untuk berbuat kebaikan.
Pandangan batinnya telanjang sebagaimana adanya, tidak ada buruk sangka.
Lirikannya tanpa disertai emosi, jiwanya tidak terguncangkan oleh adanya stimulant
baik yang berasal dari dalam jiwanya sendiri, maupun yang berasal darilingkungannya.
Dia merasakan kaya tanpa harta, sakti tanpa ilmu.
Kunci agar dapat berserah diri kepada Alloh SWT yaitu kita harus selalu berprasangka baik
kepada-Nya.
Berusahalah dahulu dengan segenap kemampuan yang ada, kemudian serahkan hasilnya
Kepada-Nya.
Apapun hasil yang diperoleh dari usaha kita itu, yakinlah bahwa itu merupakan yang terbaik
atau yang paling sesuai dengan kebutuhan kita saat ini, yaitu sejalan dengan;
“ihdinash shirothol mustaqim” yang selalu kita minta pada setiap sholat.
Hendak pula kita ingat bahwa musibah yang menimpa bukanlah untuk ditangisi,
tetapi merupakan isyarat dari-Nya agar kita segera berbenah diri,
melakukan introspeksi adakah aturan main-Nya yang kita langgar.
Hal ini selaras dengan firman Alloh SWT dalam surat Al Maidah ayat 49;
…bahwa sesungguhnya Alloh menghendaki akan menimpakan musibah
kepada mereka disebabkan sebagian dosa-dosa mereka…

Surat An Nisaa ayat 79;
Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Alloh,
dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari kesalahan dirimu sendiri…

Ddengan berserah diri insya Alloh kita akan terhindar dari segala macam bentuk kekecewaan.
Terlebih lagi urusan kita yang lain pun akan dimudahkan oleh-Nya.

Demikianlah, mudah-mudahan kita mampu menjadi umat Muhammad SAW
yang selalu berserah diri kepada Alloh SWT, menggantungkan harapan hanya kepada-Nya,
serta meyakini bahwa Alloh SWT itu tidak kejam, Ia memutuskan segala sesuatunya
sesuai dengan kebutuhan yang terbaik bagi kita.
Apalagi jelas-jelas Rosululloh SAW telah beramanat kepada kita,
Janganlah kamu mati melainkan baik sangka terhadap Alloh.

0 komentar:

Posting Komentar