-

About

javascript:void(0)

Kamis, 12 Januari 2012

Tadabur Ayat dan Alam

Diriwayatkan Ibnu Hibban bahwa suatu hari Ubaid bin Umar dan Atho' menemui Aisyah RA,
dengan maksud belajar tentang Islam.
Ubaid berkata, "Wahai Aisyah sampaikanlah kepada kami sesuatu yang paling mengagumkan
dari kehidupan Rosululloh SAW."
Mendengar permintaan itu, Aisyah menangis.
Setelah itu, ia menceritakan bagaimana Rosul beribadah dan bertadabur di malam hari.

Kata Aisyah, Rosululloh pernah sholat tahajud sangat lama.
Beliau meminta Aisyah membiarkannya berlama-lama dalam beribadah kepada Tuhan-Nya.
Aisyah berkata, "Demi Alloh, aku ingin selalu dekat denganmu dan melakukan sesuatu
yang membahagiakanmu."
Rosul hanya tersenyum, kemudian melanjutkan sholat tahajud.

Aisyah mengisahkan, saat sholat, Rosul menitikkan air mata.
Air mata itu mula-mula hanya membasahi pipi, lalu jenggot beliau,
sampai akhirnya membasahi tanah tempat beliau sholat.
Rosul tak henti-hentinya menangis dalam sholat itu,
hingga Bilal mengumandangkan azan Subuh.
Aisyah bertanya, "Mengapa engkau menangis seperti itu ?
Tidakkah Alloh telah mengampuni dosamu yang lalu maupun yang akan datang ?"
Rosul menjawab, "Sungguh aku ingin menjadi hamba Alloh yang pandai bersyukur !"

Rosul melanjutkan, "Wahai Aisyah, aku menangis seperti itu
karena Alloh baru saja menurunkan  ayat kepadaku.
Orang yang membaca ayat (QS Ali Imron [3]:190-191) ini,
akan celaka jika tidak mentadaburinya. (Tadabur Penciptaan Alam)

Tadabur artinya memahami dan merenungkan makna untuk kemudian menjadikannya
sebagai pelajaran.
Salah satu cara tadabur ayat yang diteladankan Rosul adalah membaca ayat
dalam sholat tahajud secara tartil, penuh penghayatan,
dan keterlibatan hati dan pikiran kemudian mengamalkannya dalam kehidupan.

Ayat yang dibaca Rosul dalam sholat tahajud tersebut tidak hanya mengharuskan kita
tadabur ayat Alquran, tapi juga tadabur alam (ayat-ayat kauniyyah).
Alam sangat sarat dengan tanda-tanda kekuasaan, kebesaran, dan keagungan Alloh.
Tadabur ayat menjadi lengkap dan seimbang jika disertai dengan tadabur alam.

Tadabur ayat dan tadabur alam sama-sama bernilai ibadah.
Tadabur ayat mengantarkan kita pada pemahaman dan pemaknaan teks kitab suci,
sedangkan tadabur alam membimbing kita untuk mengerti konteks, hukum-hukum kausalitas,
dan hidup harmoni kepada alam raya.
Tadabur ayat dan alam mengharuskan kita bersikap rendah hati terhadap keagungan Ilahi.
Keduanya memotivasi kita untuk selalu membaca, meneliti, memahami,
dan mengaktualisasikan diri kita menjadi hamba yang pandai bersyukur.

Dengan demikian, kita baru layak disebut hamba yang pandai bersyukur,
jika selalu melakukan tadabur ayat-ayat Qur’aniah  sekaligus ayat-ayat kauniyyah
secara terpadu dan seimbang.
Merasakan dan memahami kebesaran Alloh tidak cukup melalui ibadah ritual
seperti sholat, tapi harus pula melalui penelitian dan permenungan
terhadap aneka ciptaan Alloh di alam raya ini.

Integrasi pemahaman ayat-ayat Qur’aniah dan ayat-ayat kauniyyah
idealnya merupakan basis pengembangan imtak dan ipteks
(ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni).
Karena itu, setiap Muslim harus meyakini bahwa semua ciptaan Alloh di alam raya ini
dapat menjadi "laboratorium hidup" bagi kita semua.

Wallohu a’lam bish showab.

0 komentar:

Posting Komentar