-

About

javascript:void(0)

Sabtu, 14 Januari 2012

Tadbir

Sesungguhnya tadbir yang tercela dan terlarang adalah jika seorang hamba
menyandarkan keberhasilan usahanya pada kemampuan dan kekuatannya sendiri.
Adapun tadbir yang terpuji adalah yang dilakukan untuk mendekatkan diri
kepada Alloh SWT dengan jalan mempercayakan semua urusan kepada-Nya,
bergantung kepada daya dan kekuatan-Nya, dan berlepas diri dari daya dan kekuatan
diri sendiri.
Contohnya adalah usaha untuk memenuhi kebutuhan pribadi dan keluarga,
memberi mereka nafkah dengan niat untuk mendekatkan diri kepada Alloh SWT,
bukan untuk memuaskan hawa nafsu dan tenggelam dalam kenikmatan duniawi.
Meninggalkan tadbir, amal dan usaha adalah melanggar syarat bertawakal.
Kepada seorang Arab dusun yang membiarkan ontanya kemudian berkata
bahwa ia bertawakal kepada Alloh, Nabi Muhammad SAW bersabda :
I’qilhaa wa tawakkal. Ikatlah onta itu kemudian bertawakallah kepada Alloh.
Alloh berfirman : “Khudzuu hidzrokum, Hai orang yang beriman bersiap siagalah.”
(QS. An-Nisaa : 71)
Hendaknya mereka, “Walya’khudzuu aslihatahum dan menyandang senjata mereka.”
(QS. An-Nisaa : 102)
Wa  a-‘idduu lahum maastatho’tum min quwwatiw wa mir ribaathil khoyli
turhibuuna bihi, dan bersiaplah untuk menghadapi mereka dengan kekuatan apa saja
yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang dipersiapkan untuk berjuang.
(QS. Al-Anfal :60)
Alloh juga berfirman kepada Nabi Musa AS : “Fa asri bi’ibaadii laylaa
Maka berjalanlah kamu dengan membawa hamba-hamba-Ku di malam hari.
(QS.Ad-Dukhon 23)

Berlindung dibalik kegelapan malam agar tidak terlihat oleh musuh adalah salah satu jenis
usaha mencari keselamatan.
Rosululloh SAW juga pernah menyewa penjaga, merapatkan baju besinya,
berbekal dalam perjalanan, membuat parit disekeliling kota Madinah pada saat perang
khondaq untuk menghambat lajunya gerakan musuh, memimpin tentaranya menempuh
jalan lain untuk menyembunyikan arah tujuan sebenarnya, menanyakan segala sesuatu
tentang jalan-jalan yang sesungguhnya tidak ingin beliau lalui, misalnya; banyak dan sedikitnya
air dan ladang di jalan-jalan itu, sehingga pendengarnya menyangka beliau akan
menempuh jalan itu.
Beliau pernah bersabda : “Al harbu khod’atunperang itu tipu daya.
At tadbiiru nishful ma’iisyahTadbir merupakan setengah dari mata pencaharian.”
Ucapan ini beliau sampaikan untuk menekankan perkunya tadbir.

Dikutip dari : Taqriibul usuul li tashiilil wushuul li ma’rifatillaahi war rosuul
                       Karya Sayyid Ahmad bin Zaini Dahlan.

0 komentar:

Posting Komentar