-

About

javascript:void(0)

Minggu, 05 Februari 2012

Jalani Hidup dengan Optimis


Syammir wa jidda li-amrin anta tholibuhu,
Idz laa tunalul ma’ali qoththu bil kasali.

Tidak ada satupun bagi kita untuk bersikap pesimis didunia ini.
Tuhan menganugerahkan begitu banyak nikmat, kelebihan, rahmat dan rezeki
bagi kita sesuai dengan apa yang telah kita kerjakan.
Dengan segala kenikmatan itu, kita mempunyai potensi yang besar untuk mewujudkan
apa yang kita inginkan.
Lihatlah disekeliling kita, betapa banyak orang yang mempunyai kekurangan
dalam berbagai hal, tetapi dengan kesungguhan mereka mampu mewujudkan
apa yang mereka cita-citakan.
Mereka mempunyai mimpi dan kemudian bekerja keras untuk mewujudkannya.
Pesimisme muncul jika kita tidak mampu mengelola kemampuan kita,
dan menyalahkan segala sesuatu jika impian itu tidak tercapai atau lingkungan kita
tidak sesuai dengan apa yang diinginkan.
Padahal inti dari semua itu ada dalam diri kita sendiri, orang-orang yang pesimis
melihat segala sesuatu sebagai sebuah hambatan yang menjadi beban bagi kesuksesan
yang mereka tuju.
Padahal belum tentu hambatan-hambatan tersebut nyata, terkadang hanya ada
dipikiran mereka saja.
Karenanya optimism mesti ada dalam diri kita agar apa yang akan kita lakukan
membawa jalan kesuksesan.
Tanpa optimism sulit bagi kita untuk mengarungi berbagai kehidupan
dengan tantangannya yang semakin sulit.
Untuk membangun sikap optimis, kita perlu memahami bahwa semua yang ada
dalam diri kita ada manfaatnya.
Pemahaman itu akan membawa kita pada proses melakukan analisis mengenai
kekuatan yang kita miliki dan bagaimana menggunakan kekuatan tersebut
dalam kehidupan sehari-hari.
Pemahaman akan kekuatan yang kita miliki menjadikan kita percaya diri
untuk mulai melakukan sesuatu.
Setiap orang diciptakan dengan kekuatan dan kelemahan masing-masing,
memahami kekuatan dan kelemahan yang dimiliki akan menjadikan kita
lebih mengenal mana yang bisa kita lakukan dan mana yang tidak bisa dilakukan.
Hal itu juga menjadikan kita mengetahui secara lebih pasti dibidang apa saja
kita bisa bekerja lebih unggul dibandingkan yang lain.
Selanjutnya perlu ada keyakinan dalam diri kita bahwa jika orang lain bisa melakukan,
kita juga bisa melakukan hal yang sama, mereka makan nasi, begitu juga kita.
Akan terpatri dalam diri kita bahwa kita mampu melakukan sesuatu dengan baik
kalau ada orang yang mampu melakukannya.
Setiap orang pada dasarnya mempunyai kesempatan yang sama, yang membedakan adalah
ada orang yang berani mengambil kesempatan yang dimilikinya, karena percaya
dengan kemampuannya, sementara orang lain tidak berani mengambil kesempatan
yang ada karena tidak mempunyai kepercayaan diri bahwa ia mampu melakukan hal tsb.
Jangan pernah merendahkan kemampuan kita sendiri, salah satu kecenderungan negative
yang sering dilakukan seseorang adalah apa yang disebut sebagai ‘under estimate
(meremehkan, merendahkan) kekuatan yang dimilikinya.
Akhirnya hal itu menimbulkan rasa rendah diri yang tidak perlu pada saat melakukan sesuatu.
Contoh yang sering terjadi adalah bahwa pada saat kita ingin melakukan sesuatu,
diawal kita sudah terlebih dahulu takut dan tidak berani melakukan karena banyak hal ;
Merasa belum cukup umur, tidak berbakat, tidak berpengalaman, takut tidak bisa,
atau takut mengecewakan.” dan berbagai  ketakutan lain yang sifatnya merendahkan diri.
Pikiran semacam itu menjadi  belenggu bagi diri sendiri untuk melihat dan memanfaatkan
peluang yang tersedia.
Kemauan dan kemampuan yang sudah ada pada diri sendiri terhambat oleh pemikiran sempit
yang celakanya ditimbulkan oleh diri sendiri.
Belenggu pemikirab semacam ini harus terlebih dahulu disingkap, dihilangkan jauh-jauh
dari pikiran kita, sehingga potensi dan kesempatan yang terbuka didepan kita
bisa dimanfaatkan secara maksimal.
Jangan pernah menyerah, karena akan selalu ada harapan.
Hidup ini akan selalu menghadapi berbagai persoalan yang terkadang datang silih berganti
hingga suau saat mungkin kita merasa berada pada satu titik dimana kita tidak bisa lagi
menghadapi beban persoalan tersebut.
Terkadang disaat kritis tersebut kita menghadapi dilemma besar.
Sebuah pertanyaan muncul dihadapan kita; bisakah kita bertahan ? haruskah kita menyerah ?
Dalam kondisi semacam ini, satu-satunya hal yang bisa kita lakukan adalah “melawan
semua kemungkinan kita menyerah.
Tanamkan dalam diri kita bahwa kita akan melakukan usaha sampai batas akhir
dimana kita tidak bisa lagi berbuat apa-apa.
Biasanya orang yang dalam keadaan terdesak akan mampu mengeluarkan potensi
dan kekuatan jauh lebih dahsyat dibandingkan saat ia dalam keadaan normal.
Artinya, sebenarnya jika hal itu ia lakukan dalam keadaan sadar, ia juga bisa melakukan
hal yang sama, menarik kekuatan dirinya sampai batas yang paling memungkinkan.
Orang yang dikejar anjing misalnya, terkadang bisa melakukan hal-hal yang luar biasa,
yang sebelumnya tidak terpikirkan.
Dengan reflek ia bisa berlari sekencang-kencangnya atau melewati pagar yang tinggi,
meloncati parit, berenang disungai, atau melakukan berbagai hal lain
yang bisa jadi sebelumnya belum pernah ia lakukan.
Orang yang terjebak dalam sebuah kebakaran besar dirumahnya, saat ia terkurung api
ia bisa melakukan berbagai hal yang sebelumnya tidak pernah ia lakukan.
Bisa jadi ia bisa menerobos kaca, membuka terali besi dan menerobos lingkatan api
untuk bisa menyelamatkan diri atau orang yang dicintainya.
Ketika ada dorongan dalam dirinya yang sangat kuat untuk melakukan sesuatu,
saat itulah ia bisa berkonsentrasi dan mengumpulkan potensi yang ada dalam dirinya
untuk melakukan berbagai hal yang terkadang tidak mungkin dilakukan sebelumnya.
Jika kita mendapatkan suatu prestasi sekecil apapun prestasi itu, syukuri dan nikmatilah.
Prestasi semacam itu akan memberikan gambaran bahwa kita pun bisa melakukan
sesuatu jika kita berusaha dengan keras.
Gambaran semacam itu akan memberikan kekuatan untuk melakukan kerja dan karya
yang lebih besar lagi, begitu seterusnya sehingga semakin lama prestasi yang kita dapatkan
semakin besar dari sisi kualitas dan kuantitas.
Jika perlu berilah reward untuk diri sendiri atas prestasi yang telah didapatkan,
rayakan prestasi tersebut, belikan hadiah terbaik untuk diri sendiri, atau berikan istirahat
dan relaksasi bagi tubuh anda, karena telah mau diajak bekerja keras mendapatkan
prestasi tersebut.
Dengan demikian, anda merasakan betapa pentingnya diri anda sendiri bagi orang-orang
disekitar anda, dan anda mampu menyumbangkan sesuatu bagi mereka.
Harus disadari pula bahwa kepercayaan diri yang tinggi merupakan dua sisi pedang
yang saling terkait,.
Disatu sisi kepercayaan diri yang tinggi akan sangat membantu seseorang dalam
mengembangkan diri dan belajar dari lingkungannya secara cepat,
tetapi disisi lain harus dijaga agar kepercayaan diri yag tinggi ini tidak mengarah
kepada sebuah kesombongan.
Jika kepercayaan diri mampu mendorong terciptanya proses pengembangan diri
secara lebih baik, hal itu menjadi nilai positif yang harus dikembangkan.
Tetapi sebaliknya perlu kehati-hatian agar kepercayaan diri yang tinggi itu
tidak mengarahkan seseorang kepada kesombongan sehingga tidak mau lagi
memperbaiki diri jika ada kekurangan atau kesalahan.

1 komentar:

Posting Komentar