-

About

javascript:void(0)

Jumat, 13 Januari 2012

Mujahadah

Kata mujahadah tidak lebih populer daripada kata jihad atau ijtihad.
Beberapa riwayat menyebutkan bahwa ijtihad lebih utama daripada jihad.
Rosululloh SAW bersabda, ''Goresan tinta para ulama lebih utama daripada
tumpahan darah para syuhada.''

Namun, masih ada yang lebih utama dari ijtihad, yakni mujahadah.
Mujahadah ialah perjuangan yang mengandalkan unsur batin atau kalbu.
Seusai sebuah peperangan yang amat dahsyat, Rosululloh SAW menyampaikan
kepada para sahabatnya,
''Kita baru saja pulang dari peperangan yang kecil ke peperangan yang lebih besar.''

Lalu beliau menjelaskan bahwa peperangan terbesar ialah melawan diri sendiri,
yakni melawan hawa nafsu.
Dalam buku Ihya Ulumud-Din, Imam Al-Ghozali mengungkapkan,
mujahadah satu jam lebih utama daripada beribadah (formalitas) setahun.
Ini artinya, mujahadah merupakan puncak pengabdian seorang hamba kepada Tuhannya.

Jihad, ijtihad, dan mujahadah, berasal dari satu akar kata yang sama,
yaitu jahada yang berarti bersungguh-sungguh.
Jihad adalah perjuangan sungguh-sungguh secara fisik;
ijtihad perjuangan sungguh-sungguh melalui pikiran dan logika;
dan mujahadah merupakan perjuangan sungguh-sungguh melalui kalbu.
Bagi masyarakat awam, jihad itulah ibadah yang paling tinggi.
Namun dalam perspektif tasawuf, mujahadah menempati posisi yang lebih utama.

Mujahadah bisa mengantar manusia meraih predikat tertinggi sebagai
manusia paripurna (insan kamil).
Dan ia merupakan kelanjutan dari jihad dan ijtihad.
Seseorang yang mendambakan kualitas hidup paripurna tidak bisa hanya mengandalkan
salah satu dari ketiga perjuangan tadi.
Tetapi, ketiganya harus sinergi di dalam diri.

Rosululloh SAW adalah contoh yang sempurna.
Beliau dikenal sangat terampil dalam perjuangan fisik.
Hal itu terbukti dengan keterlibatannya dalam beberapa peperangan.
Dan beliau sendiri tampil sebagai panglima perang.
Beliau juga seorang yang cerdas pikirannya, dan panjang tahajudnya.

Dalam konteks kekinian, komposisi ketiga unsur perjuangan di atas
sebaiknya diatur sesuai dengan kapasitas setiap orang.
Hal ini bertujuan untuk mewujudkan masyarakat Muslim terbaik (khoyro ummah).

Seseorang yang hanya memiliki kemampuan fisik,
maka jihad fisik baginya adalah perjuangan yang tepat.
Bagi seorang ulama, jihad paling utama baginya ialah menulis secara produktif
untuk mencerahkan dan mencerdaskan umat.
Namun, untuk mujahadah, sesungguhnya dapat diakses setiap orang dari golongan manapun.
Mari mempopulerkan mujahadah di samping jihad dan ijtihad dalam masyarakat.

0 komentar:

Posting Komentar