-

About

javascript:void(0)

Selasa, 31 Januari 2012

Wujud Tasawuf

Pendidikan tasawuf pertama-tama mengajarkan pendidikan kearah perbaikan akhlak,
agar mencapai tingkat demi tingkat yang lebih tinggi;

-          Dari Muslimin biasa kepada Mukminin.
-          Dari Mukminin kepada Muhsinin.
-          Dari Muhsinin kepada Muttaqin.
-          Dari Muttaqin kepada Muqorrobin.
-          Dari Muqorrobin kepada Arifin yaitu mengenal dan merasakan
Kemuliaan Alloh SWT yang sebenar-benarnya.

Wujud tasawuf adalah waktu antara Khoo dan Jim, pindahkan titik Khoo menjadi Jim,
maka waktu diantara engkau memindahkan titik itu engkau telah sampai.
Dengan analisa  ج  ح  خ   dan sifat-sifat yang tersebut, mereka memasuki
latihan – latihan jiwa dan mujahadah dengan system berikut;

خ  Takholli     :  Takholli nafsaka minal akhlaaqil madzmuumah.
                              Mensucikan diri dari segala sifat yang tercela.

ح  Tahalli       :   Tahalli nafsaka bil akhlaaaqil mahmuudah.
                               Mengisi diri dengan segala sifat yang terpuji.

ج  Tajalli        :   Tajalli Al Haq.
                               Memperjelas keyakinan terhadap Tuhan di hadapan,
                               karena memperoleh hakikat kenyataan Tuhan,
                               disebabkan sucinya hati mencintai Alloh SWT.

Sebagai seorang muslim selayaknya dalam menatap dunia, dipandang selayaknya
sebagai sarana ibadah dan hanya untuk meraih keridhoan Alloh SWT,
bukannya menjadikan sebagai tujuan hidup dan juga harus menyadari bahwa mencintai
dunia itu akan membawa sifat-sifat madzmumah (tercela).
Keadaan seperti ini telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya.
Zuhud berarti tidak merasa bangga atas kemewahan dunia yang telah ada ditangannya,
zuhud adalah langkah yang diambil oleh seorang ‘salik’ dan merupakan suatu maqom
didalam menuju tercapainya perjumpaan atau makrifat kepada Alloh SWT.
Untuk pindah dari satu tingkat kepada tingkatan yang lain yang lebih tinggi itu
dibutuhkan suatu usaha yang sangat berat dan memerlukan waktu yang panjang,
kadang-kadang seorang ‘salik’ atau calon sufi harus meluangkan waktu-waktunya
bertahun-tahun pada satu maqom.

0 komentar:

Posting Komentar